JENIS-JENIS OTOT



          Otot merupakan alat gerak aktif karena otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi. Karena gerak kontraksi dan relaksasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa otot mempunyai karakter sebagai berikut:
  1. Kontraksibiitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek (berkontraksi)
  2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang (berelaksasi)
  3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali pada ukuransemula setelah memendek atau memanjang.
          Kontraksi otot ini menyebabkan tulang yang dilekatinya dapat bergerak. Selain itu, otot mempunyai peranan dalam memberikan bentuk luar tubuh bersama dengan rangka. Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya sebagai alat gerak aktif, yaitu kontraksibilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. Gerakan otot untuk memendek dari ukuran semula (kontraksi) sehingga tulang berubah posisi, hal ini disebut kontraksibilitas. Sedangkan, ekstensibilitas merupakan gerak kebalikan dari kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang atau kembali ke ukuran semula (relaksasi) yang menyebabkan tulang kembali ke kedudukan semula. Sifat ketiga adalah elastisitas, yaitu kemampuan otot dari berkontraksi menjadi relaksasi atau sebaliknya. 
          
          Secara makroskopis, kumpulan otot diselimuti oleh jaringan ikat berupa selaput transparan yang dinamakan fascia. Ujung-ujung kumpulan otot tersebut diikat oleh tendon (jaringan ikat antara tulang dan otot) pada tulang. Perlekatan otot pada tulang ini membagi otot menjadi dua macam, yaitu origo dan insersio. Origo adalah pelekatan ujung otot pada tulang yang menyebabkan otot tidak dapat digerakkan atau sedikit gerak selama otot berkontraksi. Sedangkan, insersio adalah pelekatan ujung otot pada tulang sehingga otot dapat digerakkan saat otot berkontraksi. Otot yang terus-menerus dirangsang akan meningkatkan kadar asam laktat di dalam otot sehingga pengembalian asam laktat menjadi gula otot lambat. Tertimbunnya asam laktat dalam otot yang berlebihan dan tidak dapat ditoleransi lagi menyebabkan tetanus atau kejang otot.

Gerakan yang terjadi pada tubuh manusia merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot lurik, otot polos, dan otot jantung.


  1. Macam-Macam Otot


a. Otot lurik

          Otot lurik yang disebut juga otot rangka merupakan otot yang melekat pada tulang rangka sehingga jika otot berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Otot lurik bekerja dipengaruhi oleh susunan saraf pusat sehingga sering disebut otot sadar. Inti sel otot ini berjumlah banyak dan terletak di tepi. Otot ini disebut otot lurik, karena pada serabut-serabut panjang otot terdapat garis terang (isotrop) dan garis gelap (anisotropi) secara bergantian.

b. Otot polos

          Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing dan nukleus terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil dari serabut otot lurik. Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi dalam menerima rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah pengaruh saraf tak sadar.

c. Otot Jantung

          Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai otot lurik, tetapi nukleus terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap percabangan pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung bekerja di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahan terhadap kelelahan.

         2. Gerakan Antagonistik

          Gerakan antagonistik adalah gerak berlawanan antara dua atau lebih otot yang mengendalikan gerak pada suatu bagian tubuh. Sebagian besar otot tersusun dalam pasangan yang antagonis. Contoh gerakan antagonis ini adalah otot bisep dan trisep pada lengan. Otot dilekatkan pada tulang oleh tendon. Tendon yang melekat pada tulang dan tidak menimbulkan gerakan disebut origo. Sedangkan, tendon yang melekat pada tulang dan menimbulkan gerakan disebut insersio. Otot bisep memiliki origo pada skapula dan humerusnya, serta insersio pada tulang radius. Sedangkan, otot trisep memiliki dua origo pada humerus dan insersio pada ulna. Jika, otot bisep berkontraksi, maka lengan bawah akan bergerak menekuk pada siku. Sedangkan, jika otot trisep berkontraksi, maka lengan bawah akan bergerak melurus.

Berdasarkan arah geraknya, gerakan antagonis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Fleksi >< Ekstensi

          Fleksi merupakan gerak otot fleksor sehingga bagian tubuh menekuk, misalnya menekuknya lutut dan siku. Sedangkan, ekstensi merupakan gerakan otot ekstensor untuk meluruskan kembali bagian tubuh yang telah ditekuk, misalnya meluruskan kaki atau siku.

b. Abduksi >< Aduksi

          Abduksi adalah gerakan anggota tubuh menjauhi sumbu tubuh, misalnya merentangkan tangan hingga sejajar dengan bahu. Sedangkan, aduksi ialah gerakan anggota tubuh mendekati sumbu tubuh, misalnya menegapkan tangan kembali setelah direntangkan.

c. Pronasi >< Supinasi

Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari untuk menelungkup. Sedangkan, supinasi adalah memutar telapak tangan dan jari untuk menengadah.

d. Depresi >< Elevasi

Depresi adalah gerakan menurunkan anggota tubuh. Sedangkan, gerakan elevasi adalah mengangkat anggota tubuh.

Komentar